INDIVIDU, KELUARGA dan MASYARAKAT
TUGAS ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
DI SUSUN OLEH :
1. ALFIA OKTAFIANI SUNDARI
2. EKA PRASTIKA DWI
3. RIFFA AJENG
4. SYAFITRIYA NINGSIH
5. WAHYUNI
AKBID BORNEO MEDISTRA BALIKPAPAN TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah
swt yang maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan
inayahnya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
tentang “INDIVIDU, KELUARGA dan MASYARAKAT”.
Makalah
ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka
pengembangan dasar Ilmu Sosial Budaya Dasar. Selain itu tujuan dari penyusunan
makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan secara meluas.
Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi
konstribusi positif bagi pengembang
wawasan pembaca.
Akhirnya kami menyadari dalam
penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah
selanjutnya menjadi lebih. Semoga laporan ini memberi manfaat bagi banyak
pihak. Amiin.
Wassalamu’alikum Wr. Wb.
Balikpapan, 28 September 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ......................................................................................................................... II
DAFTAR
ISI
..........................................................................................................................................
III
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar belakang ....................................................................................................................................
1
Rumusan masalah .............................................................................................................................
2
Tujuan pembahasan ........................................................................................................................
3
Manfaat pembahasan ......................................................................................................................
4
BAB
II
PEMBAHASAN
Pengertian individu,
keluarga. Dan masyarakat.......................................................................................................................................... 5
Unsure-unsur kalimat
efektif .......................................................................................................
5
Ciri-ciri kalimat efektif ...................................................................................................................
11
Syarat kalimat efektif ...................................................................................................................
17
Struktur kalimat efektif ..............................................................................................................
17
BAB
III
PENUTUP
kesimpulan 20
saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk individu,
keluarga, dan masyarakat oleh karenanya manusia dapat dikatakan sebagai makhluk
sosial yang selalu hidup berkelompok atau berorganisasi dan membutuhkan orang
lain. Masyarakat merupakan wadah berkumpulnya individu-individu yang hidup
secara sosial, masyarakat terdiri dari ‘Saya’, ‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang
memiliki kehendak dan keinginan hidup bersama.Kita tahu dan menyadari bahwa
manusia sebagai individu dan makhluk sosial
serta memahami tugas dan kewajibannya
dalam stiap tatanan kehidupan berkelompok dan dalam
struktur dan sistem sosial yang ada.!ara sosiolog mengartikan masyarakat
sebagai sebagai kelompok di dalamnya terdapat orang-orang yang menjalankan kehidupan
bersama sebagai satu kesatuan yang diikat melalui kerjasama dan nilai-nilai
tertentu yang permanen."leh karena itu begitu menariknya judul yang kami bahas
ini sehingga kami mendapat tugas membuat makalah dengan judul Manusia Sebagai
individu, Keluarga, dan Masyarakat, semoga makalah yang kami buat ini dapat
bermanfaat khususnya bagi pemakalah dan umumnya bagi para pembaca, serta
kami minta maaf apabila makalah ini belum sempurna dan jauh dari yang
diharapkan, oleh karenya kami meminta kritik dan saran yang sifatnya mendukung
untuk kemajuan
makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Individu,
keluarga, dan masyarakat?
2. Jelaskan relasi individu dengan
dirinya?
3. Jelaskan relasi individu dengan
keluarga?
4. Jelaskan relasi individu dengan
lembaga?
5. Jelaskan relasi individu dengan
komunitas?
6. Jelaskan relasi individu dengan
masyarakat?
7. Jelaskan relasi individu dengan
nasion?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Agar mengetahui definisi individu,
keluarga, dan masyarakat.
2. Agar mengetahui relasi individu
dengan dirinya.
3. Agar mengetahui relasi individu
dengan keluarga
4. Agar mengetahui relasi individu
dengan lembaga
5. Agar mengetahui relasi individu
dengan komunitas
6. Agar mengatahui relasi individu
dengan masyarakat
7. Agar mengetahui relasi individu
dengan nasion.
D. MANFAAT PEMBAHASAN
1. Manfaat untuk diri sendiri: agar
bisa memahami interaksi social secara baik dengan individu, keluarga dan
masyarakat.
2. Manfaat untuk kelompok: agar kita
bisa memahami, menjaga tali silaturahmi sesame individu, keluarga dan
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN INDIVIDU, KELUARGA dan
MASYARAKAT
Individu
dalam arti orang awam berarti sendiri, sedangkan dalam arti sosiologi individu
adalah manusia yang hidup berdiri sendiri, dan dalam arti harfiah individu
berasal dari kata latin”Individuum”yang artinya tak terbagi. kata individu merupakan
sebutan untuk suatu hal yang paling kecil dan terbatas.
1. Raga merupakan suatu
bentuk tubuh manusia yang khas, yang membedakan antara satu manusia dengan
manusia lainnya
2. Rasa merupakan perasaan
manusia dalam menanggapi objek-objek yang ada dalam alam semesta, seperti
keindahan, bau suatu benda, rasa, kasar atau lembut, dan sebagainya.
3. Rasio atau akal pikiran,
merupakan kelebihan atau kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri,
menanggapi suatu masalah dan mencari solusi untuk masalah tersebut.
4. Rukun atau pergaulan
hidup, merupakan suatu interaksi sosial antar manusia, dimana dalam interaksi
tersebut, mereka hidup secara berdampingan secara rukun dan damai.
individu adalah seorang
manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas dalam lingkungannya, melainkan
juga memiliki kepribadian serta tingkah laku dirinya. terdapat 3 sapek yang
melekat dalam persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmani, aspek
psikis rohani, dan aspek-aspek sosial.
jika dari 3 aspek tersebut
terjadi kegoncangan, maka akan berdampak pada aspek yang lainnya, Individu
dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama
menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk
terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu
tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar
belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya
untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang
sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia
sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang
sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan
lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan
menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi
penghambat proses pembentukan pribadi.
Pengaruh
lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan
individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan
untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama
dalam hubungannya dengan manusia.
Keluarga adalah sekelompok orang yang
mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan dari
satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah
saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus
keperluan hidupnya sendiri.
Keluarga
berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti
“anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang
yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ”nuclear family”
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
pengertian
keluarga :
1. keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang berisi, kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul, tinggal dalam satu atap bersama dan saling
ketergantungan.
2. kumpulan orang yang terikat karena keturunan,
lalu begabung dengan sesama nya serta saling memuliakan satu dengan lainnya.
3. keluarga adalah dua atau lebih individu yang
berkumpul dalam suatu tempat satu atap yang disebut rumah dengan perantara
pernikahan dan berinteraksi satu dengan lainnya, dengan mempunyai tugas dan
kewajiban masing-masing.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam
keluarga adalah sebagai berikut :
Peranan Ayah :
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
Peranan Ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
Peran Anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Tugas-tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan
tugas pokok sebagai berikut :
Pemeliharaan fisik keluarga dan para
anggotanya.
Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada
dalam keluarga.
Pembagian tugas masing-masing anggotanya
sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
.Fungsi
Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan
keluarga, sebagai berikut :
Fungsi Pendidikan,
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
Fungsi Perlindungan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang
tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
Fungsi Perasaan,Fungsi Religius, Fungsi Ekonomis, Fungsi Rekreatif, dan
Fungsi Biologis..
Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa
aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga.
Dalam
bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata socius yang berarti
kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul
dan bekerja sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya
bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai
perseorangan, melainkan oleh kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang
merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb
manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola
interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm suatu masyarakat.
Berikut dibawah ini adalah beberapa
pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi :
menurut Munandar Soelaeman masyarakat
merupakan kesatuan sosial yang mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat.
Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya ungkapan jiwa rakyat,
kehendak rakyat, kesadaran masyarakat, dsb.
menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu
struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat
adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
Hak Dan Kewajiban Individu dalam Masyarakat
Hak ialah suatu yang merupakan milik atau
dapat dimiliki oleh seseorang sebagai manusia. Hak ini dapat dipenuhi dengan
memenuhinya atau dapat juga hilang seandainya pihak yang berhak merasa rela
apabila haknya tidak dipenuhi.
Kewajiban ialah hal-hal yang wajib dilakukan
atau diadakan oleh seorang dari luar dirinya untuk memenuhi hak dari pihak yang
lain.Yang dapat menentukan individu memiliki hak dan kewajiban adalah norma
yang dianut, adat istiadat yang mentradisi dan agama yang diyakini.
Adapun kewajiban individu didalam masyarakat
adalah melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya dengan cara menghormati
hak-hak masyarakat. Jika seseorang memiliki hak untuk dihargai, dirinya juga
harus menghargai orang lain. Jika seseorang memiliki hak untuk hidup tenang,
dirinya juga harus menjaga ketenangan, demikian seterusnya.
B. INTERAKSIONAL ANTARA INDIVIDU, KELUARGA,
MASYARAKAT
Adanya aspek organis-jasmaniah, psikis-rohaniah, dan sosial kebersamaan yang melekat pada individu, mengakibatkan bahwa kodratnya ialah untuk hidup bersama manusia lain. Pada hewan, kolektivitas bersifat naluriah, pada manusia, di samping rohaniah juga karena nalar, menimbulkan kesadaran membagi peranan dalam hidup berkelompok sehingga perjuangan hidup menjadi ringan. Menurut Durkheim kebersamaannya dapat dinilai sebagai “mekanistis”, merupakan solidaritas “organis”, yaitu atas dasar saling mengatur. Selain kepentingan individual, diperlukan suatu tata hidup yang mengamankan kepentingan komunal demi kesejahteraan bersama. Perangkat tatanan kehidupan bersama menurut pola tertentu kemudian berkembang menjadi apa yang disebut “pranata” sosial” atau abstraksi yang lebih tinggi lai, dinamakan “kelembagaan” atau “institusi”.
Individu barulah individu apabila pola perilakunya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Kekhasan atau penyimpangan dari pola perilaku kolektif menjadikannya individu, menurut relasi dengan lingkungan sosialnya yang bersifat majemuk serta simultan. Dari individu dituntut kemampuan untuk membawa dirinya secara konsisten, tanpa kehilangan identitas nilai etisnya. Relevan dengan relasi – relasi sesaat antara dirinya dengan berbagai perubahan lingkungan sosialnya. Satuan – satuan lingkungan sosial yang melingkari individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas, masyarakat, dan nasion. Individu mempunyai “karakter”, maka satuan lingkungan mempunyai “karakteristik” yang setiap kali berbeda fungsinya, struktur, peranan, dan proses – proses yang berlangsung di dalam dirinya. Posisi, peranan dan tingkah lakunya diharapkan sesuai dengan tuntutan setiap satuan lingkungan sosial dalam situasi tertentu.
C. RELASI INDIVIDU DENGAN DIRINYA
Merupakan masalah khas psikologi. Di sini muncul istilah – istilah Ego, Id, dan Superego serta dipersonalisasi (apabila relasi individu dengan dirinya adalah seperti dengan orang asing saja), dan sebagainya. Dalam diri seseorang terdapat tiga sistem kepribadian yang disebut “Id” atau “es” (Jiwa ibarat gunung es di tengah laut), Ego atau “aku”, dan superego atau uber ich. Id adalah wadah dalam jiwa seseorang, berisi dorongan primitif dengan sifat temprorer yang selalu menghendaki agar segera dipenuhi atau dilaksanakan demi kepuasan. Contohnya seksual atau libido. Ego bertugas melaksanakan dorongan – dorongan Id, tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan dan Superego. Egod alam tugasnya berprinsip pada kenyataan relative principle.
Superego berisi kata hati atau conscience, berhubungan dengan lingkungan sosial, dan punya nilai – nilai moral sehingga merupakan kontrol terhadap dorongan yang datang dari Id. Karena itu ada semacam pertentangan antara Id dan Superego. Bila ego gagal menjaga keseimbangan antara dorongan dari id dan larangan dari superego, maka individu akan mengalami konflik batin yang terus menerus. Untuk itu perlu kanalisasi melalui mekanisme pertahanan. Demikian psikoanalisa sebagai teori kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freud (1856 – 1939), sarjana berkebangsaan Jerman.
D.
RELASI INDIVIDU DENGAN KELUARGA
Individu memiliki relasi mutlak dengan keluarga. Ia dilahirkan dari keluarga, tumbuh dan berkembang untuk kemudian membentuk sendiri keluarga batinnya. Terjadi hubungan dengan ibu, ayah, dan kakak – adik. Dengan orang tua, dengan saudara – saudara kandung, terjalin relasi biologis yang disusul oleh relasi psikologis dan sosial pada umumnya.
Peranan-peranan dari setiap anggota keluarga merupakan resultan dari relasi biologis, psikologis, dan sosial. Relasi khusus oleh kebudayaan lingkungan keluarga dinyatakan melalui bahasa (adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma, bahkan nilai-nilai agama sekalipun). Masalah kekerabatan seperti adanya marga dan keluarga besar banyak dibahas dalam antropologi, yang menunjukkan kelakuan dan tindakan secara tertib dan teratur dalam berbagai deferensi peran dan fungsinya melalui proses sosialisasi atau internalisasi.
E.
RELASI INDIVIDU DENGAN LEMBAGA
Lembaga diartikan sebagai sekumpulan
norma yang secara terus-menerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu
memberikan keuntungan bagi mereka.
Individu memiliki hubungan yang
saling mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya. Lingkungan
pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk kepribadian. Keindividuan
dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur, ketua dan
sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan
pekerjaannya.
F. RELASI
INDIVIDU DENGAN KOMUNITAS
Komunitas dapat diartikan sebagai
satuan kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki teritorial
terbatas, memiliki kesamaan terhadap menyukai sesuatu hal dan keorganisasian
tata kehidupan bersama.
Komunitas mencakup individu,
keluarga dan lembaga yang saling berhubungan secara
G.
RELASI INDIVIDU DENGAN MASYARAKAT
Masyarakat merupakan satuan lingkungan sosial yang
bersifat makor. Aspek teritorium kurang ditekankan. Namun aspek keteraturan
sosial dan wawasan hidup kolektif memperoleh bobo yang lebih besar. Kedua aspek
itu munjuk kepada derajat integrasi masyarakat karena keteraturan esensial dan
hdup kolektif ditentukan oleh kemantapan unsur – unsur masyarakat yang terdiri
dari pranat, status, dan peranan individu. Variabel – variabel tersebut dipakai
dalam mengkaji dan menjelaskan fenomena masyarakat menurut persepsi makro.
Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat pada hakiaktnya terdiri dari sekian banyak komunias yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai macam keluarga, lembaga dan individu – individu.
Hubungan individu dengan masyarakat dalam persepsi makro lebih bersfiat sebagai abstraksi. Kejahatan dalam masyarakat mako merupakan gejala yang menyimpang dari norma keteraturan sosial, sekaligus dapat berperan sebagai indikator tinggi – rendahnya keamanan lingkungan untuk penghuni dan golongan masyarakat dari status tersebut.
Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat pada hakiaktnya terdiri dari sekian banyak komunias yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai macam keluarga, lembaga dan individu – individu.
Hubungan individu dengan masyarakat dalam persepsi makro lebih bersfiat sebagai abstraksi. Kejahatan dalam masyarakat mako merupakan gejala yang menyimpang dari norma keteraturan sosial, sekaligus dapat berperan sebagai indikator tinggi – rendahnya keamanan lingkungan untuk penghuni dan golongan masyarakat dari status tersebut.
H.
RELASI
INDIVIDU DENGAN NASION
Nasion adalah sutu jiwa, suatu asas
spiritual, suatu solidaritas yang besar yang terbentuk oleh perasaan yang
timbul sebagai akibat pengorbanan yang telah yang telah diperbuat.
Ada wawasan hidup atas dasar
nilai-nilai kolektif, yang lebih dekat dengan rumusan aspirasi bangsa seperti
dicantumkan daam undang-undang. Relasi individu dengan nasionnya dinyatakan
posisi serta peranan-peranan yang ada pada dirinya.
Hubungan langsung individu dengan
nasion diekspresikan melalui posisinya sebagai warga negara. Oleh karena itu
terwujud sebagai pola-pola penglihatan, persaan, penilaian yang dianggap
merupakan pola ke-indonesia, bukan pola-pola kepribadian masyarakat daerah
tertentu. Maka tingkat sistem kepribadian dari setiap individu menentukan
nasion.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran
penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami
pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh
penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur
dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel),
dan keterangan (Ket).
Ciri-ciri
kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan,
kecermatan, kepaduan, kelogisan.
B. SARAN
1) Bagi
para pendidik
Para pendidik sebaiknya memahami
dengan seksama dan bena tentang bahasa indnesia yang memiliki berbagai ragam
bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar mengajar teradi komunikas yang baik
dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.
2) Bagi
calon pendidik
Para calon pendidik sebaiknya
memahami dan mencari pengetahuan secara seksama mengenai materi dalam makalah
ini supaya pada saat pendidik terjun ke lapangan tidak terjadi kekeliruan dalam
pemakaian bahasa terhadap peserta didik dengan pedidik.
3) Bagi
lembaga sekolah
Lembaga sekoah sebaiknya memberikan dan
menekankan perhatian penuh terhadap penggunaan ragam bahasa yang tepat agar
terjalin komunikasi yang selaras.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk
Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza,
Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak,
Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
http:////Pengertian,
Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.